DE TJOLOMADOE Solo : Transformasi Pabrik Gula Tua yang Menawan

Setelah menyambangi Bandara Internasional Yogyakarta dan menyusuri Gumuk Pasir Parangkusumo, kali ini, MataLidah mengeksplorasi salah satu destinasi populer yang ada di wilayah Eks Karesidenan Surakarta, tepatnya di area Kartasura, Kabupaten Karanganyar, yakni DE TJOLOMADOE, sebuah destinasi wisata unik yang merupakan transformasi menawan dari pabrik gula tua peninggalan era kolonial Belanda. Meskipun bukan merupakan destinasi wisata baru, namun karena aksesnya sangat mudah dijangkau dengan motor, mobil, dan bus-bus pariwisata, membuat DE TJOLOMADOE Solo tetap menjadi salah satu destinasi wisata pilihan di wilayah Solo Raya dan sekitarnya. Pesonanya pun berbeda dengan destinasi-destinasi lainnya yang berada di Solo Raya, sehingga  banyak wisatawan yang mengunjunginya, terutama saat akhir pekan dan hari libur nasional.

Lokasi DE TJOLOMADOE Solo: DE TJOLOMADOE Solo terletak di Jalan Adi Sucipto No. 1, Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia. DE TJOLOMADOE Solo hanya berjarak sekitar 15 menit dari Bandara Internasional Adi Soemarmo atau 25 menit dari pusat Kota Solo, menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua. Lokasinya pun mudah ditemukan menggunakan bantuan Google Maps DISINI.

Daya Tarik DE TJOLOMADOE Solo: DE TJOLOMADOE Solo merupakan transformasi menawan bangunan tua Pabrik Gula Tjolomadoe yang berusia lebih dari 150 tahun menjadi tempat wisata, landmark bersejarah, museum, pusat konvensi, dan kawasan komersial dibawah pengelolaan oleh PT Sinergi Colomadu. De Tjolomadoe Solo terbagi menjadi beberapa zona atau stasiun yang diberi sebutan sesuai nama asli saat menjadi Pabrik Gula Tjolomadoe. Ada Stasiun Gilingan difungsikan sebagai Museum Pabrik Gula, Stasiun Ketelan yang disulap menjadi area Food and Beverage, Stasiun Penguapan yang digunakan sebagai area Arcade, Stasiun Karbonatasi sebagai area Art and Craft, Besali Cafe sebagai area Food and Beverage, dan Tjolomadoe Hall atau Concert Hall serta Sarkara Hall sebagai hall serbaguna. Concert Hall di DE TJOLOMADOE Solo dapat menampung 2000-3000 pengunjung dengan 520 tempat duduk penonton yang tersedia di area tribun hall, sehingga tak heran jika DE TJOLOMADOE Solo sering digunakan untuk konser musik, festival budaya, pameran dan even-even besar lainnya.

Saat berkunjung ke DE TJOLOMADOE Solo, wisatawan dapat belajar sejarah sambil bernostalgia ke era kolonial Belanda di Stasiun Gilingan. Mesin-mesin pabrik gula berukuran besar sebagian masih dipajang dan terawat dengan baik, sehingga sangat estetik untuk dijadikan background selfie foto. Memasuki area Stasiun Penguapan, wisatawan akan disuguhi space koridor yang cukup lapang dengan dinding berhiaskan aneka lukisan dan lantai berubin hitam kuning. Dibagian atas terdapat mesin-mesin penguapan yang terpajang cantik. Jika merasa lapar atau haus, wisatawan dapat mampir ke Stasiun Ketelan atau Besali Cafe untuk menikmati berbagai menu masakan dan minuman nusantara dan dunia. Setelahnya, wisatawan dapat mengunjungi Stasiun Karbonatasi untuk melihat-lihat atau membeli aneka kerajinan tangan dan barang seni lainnya sebagai buah tangan. Untuk wisatawan yang enggan menyusuri DE TJOLOMADOE Solo dengan berjalan kaki, dapat menyewa skuter listrik dengan harga mulai Rp 25.000 per 30 menit.

Harga Tiket Masuk DE TJOLOMADOE Solo: Untuk memasuki kawasan DE TJOLOMADOE Solo, wisatawan dikenakan tiket seharga Rp 35.000 per orang untuk wisatawan umum atau Rp 25.000 untuk pelajar. DE TJOLOMADOE Solo buka setiap hari Selasa sampai dengan Minggu mulai pukul 10.00 sampai 17.00 WIB, hari Senin tutup. Fasilitas pendukung DE TJOLOMADOE Solo sudah terbilang sangat lengkap, ada area parkir luas, toilet, dan mushola. Makin penasaran dengan DE TJOLOMADOE Solo? Silakan saksikan pesonanya DISINI atau lewat video berikut ini.